Senin, 13 Mei 2019

PENGARUH INTERNET TERHADAP AKHLAK ANAK USIA DINI


NURYATI, M.PD
PRODI PAUD STKIP Situs Banten
Jl. Bhayangkara Cipocok Jaya Serang – Banten Telp. (0254) 220193

HILDA ZAHRA LUBIS, M.PD
PRODI PIAUD UIN SUMATERA UTARA
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
Email: hildazahralubisz@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to find information about morality of children aged 5-6 years, about the intensity of children in playing the internet and about the influence of the internet against moral age 5-6 years in TK Kasih Ananda Serang Banten. This research is conducted in TK Kasih Ananda Serang Banten addressed at Jamaksari No. 1 Kaligandu Serang Banten. this reserch uses quantitative methodology . reserch data obtained through observation, interview and questionnaire. The results of this study indicate that the internet has a considerable impact on morality of children aged 5-6 years if used as often as possible and otherwise. The variables and moral variables are significant because t is greater than t table where 9,5 >1,70. The use of the internet will increasingly adversely affect the child if the use is continuous such as playing games, and accessing accounts that are not feasible to be consumed by children aged 5-6 years, but otherwise, if the use of the internet more positive impacts such as sharpening creativity seeking knowledge will have an impact good to morals child.
Keywords: Internet, Morals, children aged 5-6 years.

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mencari informasi tentang akhlak anak usia 5-6 tahun, tentang intensitas anak dalam bermain internet dan tentang adanya pengaruh internet terhadap akhlak anak usia 5-6 tahun di TK Kasih Ananda Serang Banten. Penelitian ini dilakukan di TK Kasih Ananda Serang Banten yang beralamat di jl. Jamaksari No. 1 Kaligandu Serang Banten. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa internet memiliki dampak yang cukup besar pada akhlak anak usia 5-6 tahun jika digunakan sesering mungkin dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan menunjukkan bahwa korelasi antara variabel Internet dengan variabel Akhlak  adalah signifikan karena t hitung lebih besar dari t tabel dimana 9,5 > 1,70. Penggunaan internet akan semakin berpengaruh buruk kepada anak jika penggunaanya bersifat terus menerus seperti bermain game, dan mengakses akun yang tidak layak dikonsumsi oleh anak usia 5-6 tahun, namun sebaliknya, jika penggunaan internet lebih kedampak postif seperti mengasah kreatifitas, mencari ilmu pengetahuan ini akan berdampak baik ke akhlak anak.
Kata Kunci :  Internet, Akhlak, Anak Usia 5-6 Tahun.


PENDAHULUAN
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang paling tinggi,  sebagai individu, masyarakat maupun bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung pada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka baiklah lahir dan batinnya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.Kesuksesan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang dan tidak adanya perbuatan yang tercela. Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Dia melakukan kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya, terhadap Allah yang menjadi hak Allah-Nya, terhadap sesama manusia dan juga terhadap makhluk lain.
Seseorang yang berakhlak buruk menjadi sorotan bagi sesamanya misalnya melanggar norma-norma yang berlaku di kehidupan, banyak yang melakukan sifat – sifat tercela, tidak melaksanakan kewajiban yang seharusnya dikerjakan secara objektif, maka yang demikian dapat menyebabkan kerusakan pada diri sendiri, lingkungan, dan orang lain. Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, didalam kehidupannya ada masalah material (lahiriah) dan spiritual (rohaniah) dan akhlak. Apabila seseorang tidak mempunyai rohani maka orang itu dikatakan mati dan sebaliknya apabila tidak mempunyai jasmani maka tidak dapat disebut manusia. Perkembangan manusia saat ini dapat ditandai dengan kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan didukung oleh teknologi, dunia pendidikan dimungkinkan dapat dipersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di era globalisasi.
Pola pembangunan SDM di Indonesia selama ini terlalu mengedepankan IQ (kecerdasan Intelektual) dan materialisme tetapi mengabaikan EQ (kecerdasan emosional) terlebih SQ (kecerdasan spiritual). Pada umumnya masyarakat Indonesia memang memandang IQ paling utama dan menganggap SQ sebagai pelengkap, sekedar modal dasar tanpa perlu dikembangkan lebih baik lagi. Fenomena ini yang sering tergambar dalam pola asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan juga sekolah negeri ataupun swasta pada umumnya. Maka tidak heran kalau banyak siswa yang sudah Madrasah Tsanawiyah (setara dengan SMP/SLTP) berprestasi tapi tidak sedikit kemudian mereka yang berprestasi juga menjadi siswa yang urakan dan mengabaikan tanggung jawabnya dalam menjalani proses pendidikan di sekolah, terjebak dalam pergaulan bebas, narkoba, dan budaya tawuran sering dilakukan. Pengaruh obat-obatan terlarang, budaya kritis yang negatif karena mengurangi kesopanan terhadap orang tua dan guru yang selama ini menjadi ciri khas adanya perubahan budaya pada remaja siswa di Indonesia, ditambah lagi dengan adanya teknologi yang saat ini berkembang pesat yang salah satunya adalah internet. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendidikan akhlak pada anak sejak dini. Pendidikan akhlak hanya dijadikan sebagai pelengkap saja.
Sebagai contoh kasus yang terjadi dewasa ini yaitu sebuah video seorang anak kecil yang sedang membuka video porno dan ibu yang berada disamping sang anak, namun ibu tersebut tidak mengetahui apa yang sedang dilihat oleh anaknya dan kejadian tersebut terjadi di public area.  Jika sedemikian dekatnya jarak fisik ibu dan anak, tapi sang ibu nampak cuek, bagaimana jika sang anak sudah masuk kamar, ada dinding besar yang membatasinya. Apa yang diketahui orang tua,  Saat ini video tersebut sedang viral disemua media sosial.
Gadis kecil tersebut adalah aset negara yang sangat berharga, yang mana ia adalah generasi penerus bangsa ini, namun apa yang terjadi pada gadis kecil itu adalah cerminan dari bangsa ini. Miris sekali, betapa lalainya para orang tua pada zaman sekarang, dan betapa mudah serta bangganya para orang tua yang membiarkan anak mereka menggunakan handphone, membekalinya dengan internet, lalu anak akan membuka youtube dan terpaparlah  apa yang seharusnya tidak dilihat oleh anak, karena internet (youtube) adalah jaringan informasi baik ataupun buruk yang dapat diakses oleh siapapun dari seluruh dunia. 
Air mata mengalir deras, membayangkan jika gadis kecil itu adalah anak kita. Apa yang kelak akan kita pertanggungjawabkan akan rusaknya mental jiwa anak-anak kita hanya karena secuil kemalasan kita mengasuh anak. Apa hebatnya anak belia berhandphone? Apa urgensinya membiarkan anak usia dini dengan gadget, tablet, dengan difasilitasi internet. Selain kemalasan kita untuk mengajak mereka bercerita, mengajak mereka melek mengajaknya keliling mengenalkan lingkungan sekitarnya, kita malas menjawab detail pertanyaan anak dan lebih memilih mendiamkan mereka asik dengan handphone sampai suatu waktu kita kehabisan kata akan “cerdasnya”  pengetahuan anak akan konten pornografi yang kita kasih ke tangan anak-anak kita. Video pornografi tersebut bersumber dari internet kemudian disebarluaskan melalui telepon selular.
Permasalahan tersebut  hanya merupakan sebuah contoh yang memberikan fakta bahwa dewasa ini internet sangat berpengaruh terhadap tingkah laku (akhlak) anak. Karena dari sekian banyaknya informasi yang disajikan melalui internet, tidak  menutupi kemungkinan informasi tersebut dapat memberikan pengaruh positif ataupun negatif terhadap penggunanya. Adapun sisi positif dari internet adalah untuk memudahkan seorang anak mengasah kreativitas dan kecerdasan anak, berdampak baik untuk perkembangan otak anak seperti adanya aplikasi mewarnai, belajar membaca dan belajar menulis huruf, anak lebih semangat dalam belajar karena aplikasi semacam ini biasanya dilengkapi dengan animasi yang menarik, warna yang cerah serta lagu-lagu yang ceria., kemampuan berimajinasi anak juga semakin terasah karena permainan yang mereka gunakan bervariasi dan memiliki jalan cerita yang beragam. Dampak negatifnya jika ditinjau dari segi fisik komputer dapat menimbulkan rasa nyeri kronik pada tangan, pergelangan tangan, punggung dan bahu jika berlangsung lama, dapat juga membuat ketegangan otot pada mata karena monitor komputer atau handphone memancarkan radiasi yang dapat memicu penyakit kangker, jika dilihat dari segi psikologisnya pengaruh internet, vidio games, komputer akan mengikis waktu dan komunikasi bersama keluarga, anak sulit berkonsentrasi dalam dunia nyata, anak akan menjadi lebih anarkis karena ketika anak main games mayoritas permainannya menggunakan adu fisik seperti baku tumbuk atau hantam, hal ini secara tidak langsung mengajarkan anak pada prilaku kekerasan[1].
Berdasarkan pemaparan diatas banyak dampak positif ataupun negatif dari penggunaan gadget, jadi para orang tua haruslah padai-padai dalam memilah milah permaianan, situs ataupun pembelajaran untuk anak usia dini, karena pada dasarnya anak tidak mampu untuk memfilter informasi mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang fakta atau abstrak (maya), sehingga ketakutan terbesar dari orang tua dan guru pun menjadi kenyataan dimana hal-hal tersebut berujung pada karakter anak yang kasar dan penurunan nilai-nilai moral dan ajaran agama.
Gambaran di atas merupakan salah satu siluet contoh rendahnya akhlakul karimah anak pada saat ini yang dapat diduga karena adanya penyalahgunaan internet, kurangnya pengawasan maupun pengarahan orang tua dan guru terhadap anak didik terhadap penggunaan internet.  Pendidikan di sekolah seharusnya merupakan tempat bagaimana anak belajar berinteraksi dengan orang lain. Sekolah harus bisa membangun budaya yang mengedepankan aspek moral, cinta kasih, kelembutan, nilai demokratis, menghargai perbedaan, berlapang dada menerima kenyataan, dan menjauhkan diri dari nilai – nilai kekerasan. Sekolah harus bisa meningkatkan kecerdasan emosional (psikologis) yang berpengaruh terhadap faktor akhlak (tingkah laku) siswa agar dapat mencapai tujuan mutu pendidikan.
Hal inilah diperlukan peran orang tua  dan guru sebagai figur pengawas yang diharapkan dapat memberikan arahan-arahan dalam menggunakan internet sebagai sumber informasi. Sehingga pada akhirnya internet dapat memberikan nilai-nilai positif kepada anak, khususnya dan memberikan dampak yang baik terhadap akhlak mereka.

Pengertian Internet
Secara harfiah, internet ( singkatan dari ‘interconnected – networking’) ialah rangkaian komputer yang terhubung satu sama lain. Hubungan melalui suatu sistem antar perangkat komputer untuk lalu lintas data itulah yang dinamakan network. Munkin kita mengenal istilah LAN ( Local Area Network ), yang menghubungkan komputer – komputer dalam area tertentu, seperti kantor, sekolah,atau warnet. Internet kurang lebih seperti itu, hanya dalam area yang sangat luas, yaitu seluruh dunia. Jadi, komputer yang terhubung melalui jaringan dan saling berkomunikasi dengan waktu dan wilayah tak terbatas, disebut inernet. [2]
Menurut buku “Melindungi Anak Anda Saat Berinternet “internet (Internasional Network ) adalah kumpulan dari berbagai jaringan komputer kecil / lokal atau LAN ( local Area Network ) yang saling terhubung.[3]
Menurut Alexander  internet ( Interconnected Network) adalah jaringan komputer yang menghubungkan antarjaringan ssecara gelobal, internet dapat juga disebut jaringan[4].
Kemudian dalam buku “ Membongkar Misteri Internet “ internet ( International network ) atau jaringan komputer internasional atau WAN (Wide Area Network ) adalah kumpulan dari berbagai jaringan komputer kecil / lokal atau LAN (Local Area Netwok ) yang saling terhubung.[5]
Kemudian menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo internet adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan – jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia.[6]
Mac Bride mendefenisikan internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta). Secara individual, jaringan komponennya dikelola oleh agen-agen pemerintah, universitas, organisasi komersial, maupun sukarelawan.[7]
Untuk mengetahui tentang internet penulis mengembangkan sekilas tentang sejarah internet. Cikal bakal jaringan Internet yang kita kenal saat ini pertama kali dikembangkan tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense Advanced Research Projects Agency). ARPAnet dibangun dengan sasaran untuk membuat suatu jaringan komputer yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bagian dari jaringan terputus, maka jalur yang melalui jaringan tersebut dapat secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya.
1.      Tersambung ke Internet
Untuk tersambung ke jaringan internet, pengguna harus menggunakan layanan khusus yang disebut ISP (Internet Service Provider). Media yang umum digunakan adalah melalui saluran telepon (dikenal sebagai PPP, Point to Point Protocol). Pengguna memanfaatkan komputer yang dilengkapi dengan modem (modultor and demodulator) untuk melakukan dial up ke server milik ISP. Begitu tersambung ke server ISP, komputer pengguna sudah siap digunakan untuk mengakses jaringan internet. Pelanggan akan dibebani biaya pulsa telepon plus layanan ISP yang jumlahnya bervariasi tergantung lamanya koneksi.
Saluran telepon via modem bukan satu-satunya cara untuk tersambung ke layanan internet. Sambungan juga dapat dilakukan melalui saluran dedicated line seperti ISDN (Integrated System Digital Network) dan ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), maupun via satelit melalui VSAT (Very Small Aperture Terminal). Sayangnya, alternatif-alterantif ini terhitung cukup mahal untuk ukuran pelanggan perorangan.
Dewasa ini, saluran-saluran alternatif untuk akses internet yang lebih terjangkau masih terus dikembangkan. Diantara alternatif yang tersedia adalah melalui gelombang radio (radio modem), maupun lewat saluran TV kabel yang saat ini sedang marak. Alternatif lain yang saat ini sedang dikaji adalah dengan menumpangkan aliran data pada saluran kabel listrik PLN. Di Indonesia, teknologi ini sedang diuji cobakan oleh PLN di Jakarta, sementara di negara-negara maju konon sudah mulai dimasyarakatkan.
Belakangan, internet juga dikembangkan untuk aplikasi wireless (tanpa kabel) dengan memanfaatkan telepon seluler. Untuk ini digunakan protokol WAP (Wireless Aplication Protocol). WAP merupakan hasil kerjasama antar industri untuk membuat sebuah standar yang terbuka (open standard) yang berbasis pada standar Internet, dan beberapa protokol yang sudah dioptimasi untuk lingkungan wireless. WAP bekerja dalam modus teks dengan kecepatan sekitar 9,6 kbps.
Selain WAP, juga dikembangkan GPRS (General Packet Radio Service) sebagai salah satu standar komunikasi wireless. Dibandingkan dengan protokol WAP, GPRS memiliki kelebihan dalam kecepatannya yang dapat mencapai 115 kbps dan adanya dukungan aplikasi yang lebih luas, termasuk aplikasi grafis dan multimedia.
Kemajuan teknologi internet telah merambah ke segala bidang kehidupan, mulai dari bidang bisnis, hiburan, budaya dan bahkan pendidikan. Kita semakin dipermudah dengan adanya teknologi yang satu ini. Sejak perkembangan pertamanya internet telah merubah tatanan dan budaya hampir sebagian manusia diberbagai penjuru dunia. Meninggalkan segala pekerjaan yang bersifat manual dan mulai beralih kepada dunia digital (internet).
Internet sangat berkembang pesat, ini dikarnakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, adapun ayat yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya adalah pada surat Allah juga menyebutkan dalam firman-Nya tentang ilmu teknologi yang selalu berkembang dari zaman ke zaman, yakni pada surah Ar-rahman.
Artinya : Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.[8]
Berdasarkan ayat tersebut islam itu sangat fleksibel dan relevan terhadap perkembangan zaman, yaitu dikategorikan dengan internet karna bisa menembus jaringan-jaringan komunikasi keilmuan khususnya dalam bidang pendidikan.

Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak berasal dari bahasa arab, yang dalam bentuk jama’nya adalah “khuluk” kata ini berasal dari bahasa Indonesia diterjemahkan dengan  budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat[9].
Secara terminologi menurut pendapat Soegarda Poerbakawatja mengatakan akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia[10]. Akhlak dari segi etimologi adalah berasal dari kata Al-Khalqa dan Al-khulqu yang bermakna satu, sebagaimana kata Asy Ayarabu dan Asy Syurabu. Tetapi ketika harokat fathanya disukunkan pada huruf Kha’ dalam kata al-Khalqu, maka ia bermakna suatu keadaan dan gambaran yang bisa dirasakan oleh pandangan. Sedangkan tatkala harakat dhammahnya dikhususkan pada kha’nya, maka ia bermakan suatu kekuatan dan peragai yang bisa dirasakan oleh pandangan hati[11].
Di dalam Al Mu’jam al-wasit disebutkan defenisi akhlak sebagai berikut :
 حال للنفَس راسخة تصدر عنها الأعمال من خيرٍ أو شرً من غير حاجة الى فكر و روية الخلق
Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.[12]
Menurut Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan ( kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.[13]Jadi pada hakikatnya khuluk ( budi pekerti ) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi keperibadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara sepontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.
Sedangkan Al-Ghazali mengatakan “Bagaimana orang mengatakan si A itu baik khalqunya dan Khuluqnya, berarti si A itu baik sifat lahirnya dan sifat batinnya”. Dalam pengertian sehari-hari, “akhlaq” umumnya disamakan artinya dengan arti kata “budi pekerti” atau “kesusilaan” atau “sopan santun” dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata “moral” atau “etic” dalam bahasa ingris. Dalam bahasa Yunani, untuk pengertian “akhlaq” ini dipakai kata “ethos” atau “ethikos” yang kemudian menjadi “etika” dalam istilah bahasa Indonesia.
Definisi “akhlak” dilihat dari segi terminologi di kemukakan oleh para ahli. Diantaranya sebuah definisi dari Iman Al-Ghazali mengemukakan definisi “akhlaq” sebagai berikut:
الخلق عبارةعن هئة في النفس راسخة عنها تصدرالافعال بسهولة ويسرمن غيرحاجةالى فكلروروية.
Artinya : Akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu.[14]
Menurut “Hamzah Ya’qub”  mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut :  (a) Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. (b). Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka[15]. Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat  yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini timbul berbagai macam perbuatan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Dapat dirumuskan bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia, dan makhluk sekelilingnya.[16]
Akhlak sangat penting dalam kehidupan  manusia hal ini dapat dilihat antara lain pada dasarnya ilmu akhlak bersumber pada Al-Quran dan hadist yang menjelaskan tentang baik dan buruknya tingkah laku seseorang. Sebagaimana tercantum dalam ayat :
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة  لمن يرجوا الله و يوم الأخر و ذكر الله كثيرا [17]
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
Memerhatikan ayat diatas dapat diketahui bahwa akhlak sebagai fondasi dalam diri manusia, dalam kehidupan yang modern ini Nabi Muhammad adalah contoh suri teladan bagi umat manusia.
1.      Faktor – faktor akhlak
Toto Tasmara dalam bukunya Kecerdasa Ruhaniayah mengatagorikan akhlakul karimah kedalam sifat-sifat Rasulullah, yang mana Rasulullahlah yang memiliki akhlakul karimah yang paling sempurna. Toto Tasmara menyingkatnya dengan kata SIFAT singkatan dari siddiq, istiqomah, fathanah, amanah, dan tablihg. Tentu saja akhlak beliau tidak dapat dibatasi pada lima kata tersebut karena beliu adalah bentuk hidup dari aktualisasi Al-Qur’an yang sangat multidimensi dan sangat luas batasannya.[18]
a.      Siddiq
Siddiq atau Kejujuran adalah komponen ruhaniyah yang memantulkan berbagai sikap terpuji (honorable, respectable, creditable, maqamam mahmudah). Mereka berani menyatakan sikap secra transparan, terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan (free from fraud or deception). Hatinya terbuka dan selalu bertindak lurus (openmainded and straight forwardness). Sehingga mereka memiliki keberanian moral yang sangat kuat. Seorang sufi terkenal, yaitu al-Qusyairi, mengatakan bahwa siddiq adalah orang yang benar dalam semua kata, perbuatan, dan keadaan batinnya.[19]Ada beberapa cirri-ciri orang disebut siddiq adalah sebagai berikut: jujur pada diri sendiri, jujur terhadap orang lain, jujur terhadap allah, menyebarkan salam. Sedangkan lawan dari siddiq adalah kidzib yang berarti berbohong atau berdusta. Islam mengajarkan kita untuk menghindari sifat bohong karena akan merusak hubungan sosial dan merugikan diri sendiri.
b.      Istiqamah
Istiqamah diterjemahkan sebagai bentuk kualitas batin yang malahirkan sikap konsisten (taat azas) dan teguh pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik, sebagaimana kata taqwim menuju pula pada bentuk yang sempurna (qiwam), dalam hadis, yang artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .[20] Abu Ali Ad-Daqqaq berkata : ada tiga derajat peringkat istiqomah, yaitu menegakkan atau membentuk sesuatu ( taqwim) menyehatkan dan meluruskan ( isqomah ), dan berlaku lurus (istiqomah). Taqwim menyangkut disiplin jiwa, istiqamah berkaitan dengan penyempurnaan, dan istiqamah berhubungan dengan tindakan mendekatkan diri kepada Allah[21]. Adapun lawan kata dari istiqomah tidak teguh pendirian dan tidak konsisten terhadap apa yang diucapkan atau perbuatan. Sedangkan ciri-ciri orang yang disebut sebagai orang yang istiqomah adalah mereka mempunyai tujuan, mereka adalah orang yang kreatif, mereka sangat menghargai waktu, mereka bersikap sabar.
c.       Fathanah
Pada umunya, fathanah diatikan sebagai kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan terhadap bidang tertentu padahal makna  fathanah merupakan kecerdasan yang mencakup   kecerdasan intelektual, emosional, dan terutama spiritual. Seorang yang memiliki sifat fathah, tidak saja menguasai bidangnya, tetapi memiliki dimensi ruhani yang kuat. Keputusan-keputusannya menunjukkan warna kemahiran professional yang didasarkan pada sikap moral atau akhlak yang luhur. Seorang yang fathanah itu tidak saja cerdas, tetapi juga memiliki kebijaksanaan atau kearifan dalam berfikir dan bertindak. Sedangkan lawannya adalah bodoh, yakni melakukan perbuatan bodoh (jahil). Cir-ciri orang fathanah adalah Diberi Hikmah Dan Ilmu, mereka berdisiplin dan proaktif, mampu memilih yang terbaik.

d.      Amanah
Amanah merupakan dasar dari tanggung jawab, kepercayaan, dan kehormatan serta prinsip-prinsip yang melekat pada mereka yang cerdas secara ruhani. Di dalam nilai diri yang amanah itu ada beberapa nilai yang melekat yaitu: 1) Rasa tanggung jawab (takwa), 2) kecanduan kepentingan dan sense of urgency, 3) Al-Amin, krideble, ingin dipercaya dan mempercayai, 4) Hormat dan di hormati (honorable).[22] Lawan dari kata amanah adalah berkhianat atau tidak bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi tanggungannya.
e.       Tablihg
Kata tablihg di dalam al-Qur’an disebut dalam bentuk kata kerja (fi’il) sedikitnya ada sepuluh kali (al-Maidah:67, al-Azhab: 62 68, al-Ahqaaf: 23, al-Jin: 28, al-A’raaf: 79, 92, Huud: 57) yang merupakan bentukan dari akar kata balagha-yublahgu-tabliighan.artinya proses menyampaika sesuatu untuk mempengaruhi orang lain melalui lambing-lambang yang berarti  (the process of transmitting the meaningful symbol). Nilai tablihg telah memberikan muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi (communication skill), kepemimpinan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya insani dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu.

2.      Pembentukan akhlak
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak antara lain adalah:
a.       Insting (Naluri)
            Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah: (a). Naluri Makan (nutrive instinct): manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain. (b). Naluri Berjodoh (seksual instinct), (c). Naluri Keibuan (peternal instinct): Tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya. (d). Naluri Berjuang (combative instinct): Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan. (e). Naluri Bertuhan : Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.

b.      Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
c.       Wirotsah (keturunan)
Adapun warisan adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
d.      Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat[23]. milieu ada 2 macam: (a). Lingkungan Alam : Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku. (b). Lingkungan pergaulan : Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah. Setiap perilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yaitu: (a) Aliran Nativisme: Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap diri seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat, dan akal. Jika seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan. (b) Aliran Empirisme: Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruhi terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. (c). Aliran Konvergensi: Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial). Fitrah dan kecendrungan ke arah yang lebih baik yang dibina secara intensif secara metode.

Anak Usia Dini
   Menurut NAEYC (Brewer:4)  “The National Association for the Education of Young Children (NAEYC) defines early childhood as the period from birth to age eight”. Paparan ini menjelaskan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada  rentang usia dan 0-8. Berdasarkan hal tersebut anak usia dini memerlukan pendidikan sedini mungkin. Anak usia dini sebagai individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan bukan anak yang pasif melainkan aktif dalam proses tumbuh kembangnya. Jadi dapat dikatakan bahwa bahwa anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhinya seperti kebutuhan untuk bertahan hidup, memiliki, berkuasa, dan kesenangan.[24] anak membutuhkan rasa aman, nyaman, rasa diterima, eksplorasi dan aktivitas.
             Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus), kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioemosional, bahasa, dan komunikasi.[25] Keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya anak usia dini mengalami berapa tahapan perkembangan. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Berdasarkan pendapat tersebut, Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek keperibadian anak.
            Begitu juga yang dikatakan Jamaris Bahwa pada masa tiga tahun pertama dalam kehidupan anak, untuk dapat berinteraksi dengan dunia disekitarnya, anak memerlukan bantuan orang-orang disekitarnya.Pada tahap selanjutnya, anak dapat mengembangkan berbagai pengetahuan dan keterampilannya.[26] Oleh sebab itu, penyediaan lingkungan yang kaya dengan berbagai nilai kebudayaan dan stimulasi yang tepat berdasarkan usia perkembangan anak sangat mendukung perkembangan anak ke arah yang lebih baik.
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, dimana pada usia tersebut anak mengalami masa peka dan sangat fundamental. oleh karena itu kita selaku orang tua atau pendidik harus memberikan rangsangan pendidikan sebaik mungkin agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Pada usia 5-6 tahun anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, anak berkepribadian yang unik, anak senang berimajinasi, masa belajar anak yang paling tepat, bersikap egois, memiliki konsentrasi yang pendek dan mulai melakukan sosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Anak memiliki tahapan tertentu dalam perkembangannya. Baik dalam aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa dan sosial emosional. Tahapan perkembangan yang dilalui anak ketika anak mengalami kemajuan merupakan hal yang sangat menarik. Semua aspek perkembangan anak meliputi fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional serta moral perlu untuk distimulasi dengan berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan sebagai wujud pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu orang tua memegang faktor kunci yang bisa menjadikan tumbuh dengan jiwa islami.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah pennelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 5-6 tahun atau seluruh anak yang berada pada kelompok B di TK Kasih Ananda Serang Banten yang berjumlah 105 anak, terdiri dari 3 kelas mulai dari B1 sampai B3. Sampel yang diambil pada penilitian ini adalah 30 anak usia 5-6 tahun atau yang berada pada kelompok B. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik cluster random sampling, dalam hal ini yang terpilih adalah tiap kelas dari populasi TK Kasih Ananda Serang Banten yakni 10 anak usia 5-6 tahun dari kelas B1, 10 anak usia 5-6 tahun dari kelas B2 dan 10 anak usia 5-6 tahun dari kelas B3. Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan angket, sedangkan analisis data yang digunakan adalah dengan mengajukan atau melakukan tabel kerja product moment tentang pengaruh internet dan akhlak anak usia 5-6 tahun.
Rumusan ini digunakan dalam menganalisa data khususnya untuk pembahasan hasil penelitian dilapangan. Adapun rangkaian rumus tersebut adalah sebagai berikut :
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.                Hasil Penelitian
1.                  Uji Validitas Data
Menghitung validitas dengan analisis korelasi tiap indikator digunakan rumus koefisien korelasi product moment dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 17.0 for windows di peroleh data sebagai berikut: Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan tersebut valid. Adapun kriteria yang  digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan = 95 persen (α= 5 persen), derajat kebebasan (df) = n –2  = 30 – 2 = 28, didapat r tabel = 0,374. Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item –Total Correlation)  lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2001).
Berdasarkan uji validitas terhadap variabel x terhadap variabel y dapat disimpulan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r table = 0,374 (nilai r tabel untuk n=28), sehingga semua indikator tersebut adalah valid.
2.         Uji Reliabilitas     
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
            Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2001), suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.  Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ( pada Lampiran 2) ini dapat dilihat dalam tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.979
.979
2
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
B.                                  Analisis Data
1.                Korelasi
Teknik korelasi ini digunakan untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini dua variabel tersebut adalah internet dan Akhlak. Untuk analisis korelasi akan digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS version 17  for windows.  Setelah mengetahui besar koefisien korelasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi tersebut,apakah hubungan kedua variabel tersebut tinggi atau rendah. Guilford (dalam Rakhmat, 2005) memberikan pedoman untuk menginterpretasikan nilai r sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tabel Guilford
R
Interpretasi
0
0,01-0,20
0,21-0,40
0,41-0,60
0,61-0,80
0,81-0,99
1
Tidak berkorelasi
Korelasi Sangat rendah
Rendah
Agak rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
                               Sumber: Data Primer yang diolah, 2018
Selanjutnya, uji signifikansi korelasi Product Moment dilakukan untuk mencari makna hubungan antar variabel dan juga menguji hipotesis,menggunakan rumus uji t.


2.         Hasil Analisis Korelasi
Hasil perhitungan korelasi Product Moment antara variabel Internet terhadap variabel Akhlak dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Korelasi

Korelasi Product Moment
Significant
Variabel Internet dengan Variabel Akhlak
0.759
.000
                        Sumber: Data yang diolah, 2018
Pada hasil  tabel  di atas dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, koefisien korelasi antara variable Internet terhadap variable Akhlak adalah sebesar 0,759. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut apakah pengaruhnya cukup kuat atau tidak, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 4 (tabel Guilford).
Hasil uji t berdasarkan data terlampir diperoleh 9,5. Sedangkan t tabel dengan taraf uji 95 persen, dengan 30 responden, maka dk = n - 2 yaitu (30-2=28), sehingga diperoleh t table 1,70 . Untuk mengetahui nilai signifikan dari koefisien korelasi diatas maka nilai kedua t dibandingkan satu sama lain,   dari hasil perbandingan menunjukkan bahwa korelasi antara variabel Internet dengan variabel Akhlak  adalah signifikan karena t hitung lebih besar dari t tabel dimana 9,5 > 1,70.
Berpedoman pada tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel Internet terhadap variabel Akhlak  ada pada tingkat hubungan yang cukup , karena koefisien korelasinya sebesar 0,759  yaitu berada padaka tegori 0,61 – 0,80. Hubungan yang cukup namun bernilai positif ini berarti semakin sering menggunakan internet maka akhlak siswa juga cenderung meningkat dan begitupun sebaliknya. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa cukup memiliki hubungan antara internet dengan akhlak murid di TK Kasih Ananda Serang Banten.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pengaruh internet terhadap akhlak anak usia 5-6 tahun di TK Kasih Ananda Serang Banten.memiliki hubungan yang cukup berpengaruh namun jika anak semakin sering menggunakan internet maka akhlak anak usia 5-6 tahun akan semakin buruh atau berdampak negatif dan begitupun sebaliknya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disintesiskan bahwa internet memiliki dua dampak yakni positif dan negatif dan dampak itu sendiri akan berpengaruh kepada pengguna bagaimana pengguna menepatkannya. Penggunaan internet akan semakin berpengaruh buruk kepada anak jika penggunaanya bersifat terus menerus seperti bermain game, dan mengakses akun yang tidak layak dikonsumsi oleh anak usia 5-6 tahun, namun jika sebaliknya jika penggunaan internet lebih kedampak postifi seperti mengasah kreatifitas mencari informasi yang positif seperti mendengarkan lagu anak-anak terkait pengetahuan, moral, agama dan lain sebagainya, maka hal ini akan berdampak baik ke akhlak anak.
Penggunaan internet atau gadget sudah dikonsumsi dari semua kalangan baik orang dewasa, remaja dan anak-anak. Khusunya untuk anak usia 5-6 tahun, penggunaan internet seharusnya dibawah pengawasan orang tua atau guru, hal ini bertujuan untuk menghindari dampak buruk internet terhadap akhlak anak itu sendiri. Terlepas dari itu guru ataupun orang tua harus meminimalisir penggunaan internet ataupun gadget ketika berada disekitar anak karena hal ini akan membuat anak merasa diacuhkan sehingga ia akan mencari perhatian kepada orang tuanya seperti menangis minta handphone yang ada di tangan guru atau orang tua atau kegiatan yang lain yang dapat mengalihkan perhatian guru atau orang tua.

Kesimpulan Dan Saran
1.      Kesimpulan
·         Internet memiliki dampak positif dan negatif, adapun dampak positifnya adalah sebagai sumber ilmu, mengasah kreatifitas anak, dapat bersosialisasi dengan orang lain dari berbagai penjuru dunia, sebagai hiburan dan anak dapat lebih peka terhadap kemajuan teknologi. Sedangkan dampak negatif dari internet adalah dapat merusak kesehatan seperti mata, membuat anak anti sosial, tidak mengenal waktu, dan bahaya informasi yang tidak mampu di filter oleh anak seperti konten pornografi.
·         Terdapat pengaruh penggunaan internet terhadap akhlak anak usia 5-6 tahun di TK Kasih Banten seperti anak lebih kasar, melawan kepada orang tua, menonton hal yang tidak layak untuk di konsumsi anak usia 5-6 tahun.


2.      Saran
·         Internet seyogyanya digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta kreatifitas anak yang di kemas sebaik mungkin oleh guru ataupun orang tua.
·         Orang tua harus lebih memperhatikana penggunaan gadget atau internet pada anak khusunya anak usia 5-6 tahun
·         Guru ataupun orang tua tidak menggunakan gadget ketika berada disekitar anak.
·         Guru lebih menekankan kepada pemberian kasih sayang, lebih banyak interaksi langsung dengan anak seperti bercerita, bermaindan lain sebagainya sehingga anak merasa tidak diabaikan oleh guru.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar