Rabu, 19 Juni 2019

Manajemen Desain Lingkungan PAUD


A.                Pengertian Manajemen Desain Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini
Manajemen desain lingkungan PAUD adalah penataan-tepatnya set plan- tampilan indoor maupun outdoor PAUD. Walaupun kegiatan mendesain penampilan indoor maupun outdoor PAUD bukan keahlian guru, tetapi setidaknya guru PAUD dapat mengenali karakter desain PAUD yang sesuai dengan dunia fantasi anak. Sebab dunia fantasi anak berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif, sosial, emosi, bahasa, seni, dan lain sebagainya. Pimpinan dalam lembaga PAUD mempunyai tugas mulia dalam mewujudkan desain lingkungan yang menyenangkan dan nyaman bagi anak didiknya, tentunya dengan bantuan dan kerjasama dengan beberapa pihak.[1]

B.                 Filosofi Desain Lingkungan PAUD
Desain memang lebih dekat kepada artistik atau seni sebuah benda. Tetapi konsep desain itu sendiri juga melibatkan pemikiran yang sangat mendalam dan filosofis. Jika lingkungan PAUD didesain berdasarkan pemahaman terhadap semua unsur ke-PAUD-an (kurikulum, proses pembelajaran, tumbuh kembang anak, dan lain sebagainya) maka setiap jengkal lingkungan PAUD bisa menjadi cerminan program, tujuan, visi dan misi kelembagaan.
Konsep desain lingkungan PAUD dengan landasan filosofis yang kuat sangat dibutuhkan, khususnya dalam penataan ruang, pemetaan fungsi lahan, tata letak bangunan, dan lain sebagainya. Lebih dari itu, hiasan, khususnya lukisan sangat membutuhkan desain yang berdasarkan pemikiran filosofis yang mendalam. Mulai dari pemilihan komposisi warna, corak lukisan yang dipakai, dan objek yang akan dilukis dan yang tidak kalah pentingnya adalah makna filosofis di balik lukisan tersebut.[2]
Fasilitas indoor maupun outdoor PAUD didesain sesuai dengan perkembangan anak didiknya. Baik aktifitas indoormaupun outdoor keduanya mempunyai peran penting dalam tumbuh kembang anak didiknya. Pentingya aktifitas outdoor dalam optimalisasi perkembangan anak adalah meliputi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, perkembangan emosional, dan perkembangan intelektual.

C.                 Prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan PAUD
Desain lingkungan PAUD dengan pemikiran filosofis memerlukan sejumlah prinsip artistik yang sesuai dengan ruang dan lahan yang ada serta kebutuhan penggunaan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah; keserasian, keindahan, keseimbangan, tata artistik, keamanan, nilai ekonomis, dan kesatupaduan.
Ketujuh prinsip manajemen desain lingkungan PAUD di atas mempunyai tujuan untuk menciptakan lingkungan indoor maupun outdoor PAUD yang indah, asri, nyaman, ceria, dan menyenangkan, serta dapat dimanfaatkan secara optimal, efektif dan efisien. Selain ketujuh prinsip di atas, Rita Mariyana secara spesifik menyebutkan prinsip umum penataan arena bermain outdoor, yakni :
1)                memenuhi aturan keamanan
2)                melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak,
3)                desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan anak, dan secara estetis harus menyenangkan.

D.  Optimalisasi Pemanfaatan Lingkungan PAUD
1.                  Perpustakaan anak
Perpustakaan selalu diperlukan di setiap lembaga pendidikan, muali dari tingkat dasar hingga Pendidikan Tinggi, termasuk di dalamnya adalah PAUD. Walaupun di PAUD mayoritas anak-anak belum bisa membaca, tetapi keberadaan perpustakaan di lembaga ini sangat dibutuhkan. Tentu buku yang dikoleksi berbeda dengan buku yang dikoleksi pada jenjang pendidikan lainnya. Buku-buku yang dikoleksi biasanya buku anak-anak yang full colour, warnanya cerah, banyak gambar dan sedikit tulisan. Sehingga anak-anak senang ketika melihat gambar dalam buku tersebut. Dengan modal ketertarikan terhadap gambar inilah guru dapat menstimulasi atau menumbuhkan minat baca pada anak.
PeranPeran perpustakaan pada PAUD dapat digunakan sebagai sarana pengenalan anak pada kesiapan baca, tulis, hitung (calistung). Nama ruang perpustakaan di PAUD dapat saja diganti dengan bahasa yang menarik, yang penting fungsinya adalah media yang menyediakan alat-alat atau buku stimulan untuk anak, seperti misalnya balok-balok huruf. Di tingkat TK pengenalan calistung tidak boleh disamakan dengan tingkat SD yang memperkenalkan huruf per hurufnya. Namun harus dikemas dengan cara memberikan stimulasi pada anak misalnya dalam bentuk permainan yang mengasyikkan. Cara-cara stimulasi minat baca anak bisa dilakukan dengan cara menceritakan sebuah gambar, memasang tulisan-tulisan pada benda-benda yang ada di sekolah. Stimulasi minat baca anak sangat penting dilakukan sejak dini meskipun belum menjadi prioritas, karena penekanannya pada kelancaran berkomunikasi anak dan mengembangkan kemampuan linguistik, spiritual,danmotorik.

2.Laboratorium IT untuk anak.          
Laboratorium IT adalah tempat untuk memperkenalkan anak pada alat-alat teknologi informasi. Laboratorium ini tidak harus berisi alat-alat teknologi informasi yang canggih, tetapi cukup beberapa unit komputer atau alat-alat komunikasi, seperti telepon atau HP dan sejenisnya. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak gagap teknologi di kemudian hari.
Laboratorium IT pada PAUD bisa diisi dengan beberapa software atau video games yang edukatif. Di antara dampak positif video games edukatif adalah menuntut anak bereaksi sangat cepat melalui koordinasi mata dan tangan sehingga menghasilkan reaksi berupa menekan tombol. Namun jika berlama-lama asyik bermain game di komputer juga berdampak kurang baik terhadap anak. Biasanya anak akan cenderung menjadi individualis dan pasif, karena kurang berinteraksi dengan teman-teman di lingkungannya.[3]
Melihat dampak negatif dan posistif pada permainan berbasis IT ini, maka guru dan orangtua hendaknya bisa memilih jenis-jenis program bermain yang meminimalisir dampak negatif anak dan mengoptimalkan pelajaran yang terkandung di dalamnya.

E.     Lingkungan belajar indoor
Sesuai dengan karakteristiknya, masa usia dini disebut masa peka. Pada masa ini anak sangat sensitif atau sangat peka terhadap sesuatu di sekitarnya sehingga pada masa ini merupakan saat yang paling tepat bagi anak untuk menerima respons atau rangsangan  yang diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat perhatian dan perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek- objek sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan yang matang. Ketepatan lingkungan belajar secara langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akan dicapai anak.
Idealnya dalam pengelolaan lingkungan belajar adalah penggabungan dari dua hal, guru yang superior yaitu memadai dalam pengetahuan dan pengalamannya, dilengkapi ruangan dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan minat anak.
Ms. Johnson (dalam Luluk Asmawati, 2014:3.5) mempunyai pandangan yang ekstrim yaitu, pada kenyataannya seorang anak akan lebih tertarik pada lingkungan kelas dan pembelajaran tertentu yang membutuhkan tantangan untuk membuat kegiatan sehari- hari berjalan dengan menyenangkan. Pendapat ini menunjukkan bahwa, faktor lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membedakan kualitas program di lembaga PAUD, oleh karena itu guru harus berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisir ruang kelas dan peralatannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merencanakan kegiatan pilihan bagi anak adalah menyiapkan lingkungan belajar dengan berbagai kegiatan pilihan yang merangsang dan menantang meskipun bukan berarti harus dengan peralatan yang lengkap.
Persiapan dan pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan anak, para penanggung jawab biasanya mulai dari peralatan dan persediaan dan hal lainnya yang tercakup, sering kali harus membuat keputusan secara hati- hati, seperti berikut ini.
a.                   Memilih dan menyediakan beberapa peralatan dan persediaan yang sesuai perkembangan
b.                  Menata peralatan dan persediaan dalam cara terorganisasi
c.                   Menciptakan jadwal harian secara rutin dan konsisten dengan masa transisi yang fleksibel[4]

F.                  Lingkungan belajar outdoor
Ada dua alasan penting mengapa bermain outdoor diperuntukkan anak usia dini.Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan bermain outdoor dari anak-anak dan lebih memilih menggunakan komputer dan menonton televisi, orang tua yang sibuk dan terlalu lelah dengan aktivitasnya, serta standar pendidikan yang tinggi dan ketat menyebabkan anak jauh dari kegiatan bermain.
Bermain outdoor sangat menyenangkan dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya, science, yang datang dengan sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak dapat melihat tanaman-tanaman tumbuh dan mengikuti perubahan musim. Anak-anak melihat tentang perubahan warna, memegang kulit kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik atau mencium udara setelah hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Seni, musik, membaca, bermain peran, bermain konstruktif, bermain sosial dan boneka juga dapat dibawa ke dalam semua area outdoor.
Tempat yang besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh.Dalam creative curriculum, lingkungan bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari (sosial-emosional, kognitif, dan fisik) yang dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam kegiatan outdoor.
              
a.                 Jenis permainan dan perlengkapan aktivitas di luar kelas
1.          Area Bermain Bebas
Lingkungan di luar ruangan, sebagaimana lingkungan di dalam kelas memerlukan perencanaan yang seksama. Tempat bermain di luar yang ideal adalah tempat yang memeiliki berbagai jenis area mainan yang dapat merangsang anak-anak untuk belajar dengan berbagai cara. Salah satu area yang di persiapkan di luar adalah area bermain bebas. Di area ini, guru sebaiknya memastikan adanya pola-poal jalur lalu lintas yang mudah di ikuti dan aman bagi anak, sehingga mereka tidak saling bertabrakan. Apabila daerah-daerah ini tidak bebas atau beresiko tinggi, maka guru dapat meletakkan tanda atau member tali pengamanan yang mengelilingi wilayah tersebut. Dengan demikian, anak akan belajar mematuhi aturan tersebut dan berhati-hati. Dengan perencanaan yang jelas dengan masing-masing daerah maka kecelakaan dankebingunan dapat di hindari.
                                        
2.          Area Memanjat
Pada umumnya tempat bermain di TK telah memiliki peralatan memanjat. Anak-anak dari berbagai usia sangat menyukai daerah ini. Anak-anak yang lebih muda mungkin hanya akan memanjat sedikit, sementraa yang lainnya dapat berayun seperti monyet. Merupakan hal yang sangat penting bagi guru, untuk membiarkan anak-anak belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri dan tidak memaksa melebihi kemampuan mereka.
                                        
3.          Area Transportasi
Area transportasi merupakan satu-satunya wilayah di lingkungan luar ruangan yang memiliki permukaan yang keras. Hal ini dilakukan supaya anak lebih mudah dan lebih aman untuk menjaga keseimbngan. Dengan permukaan yang keras anak akan lebih mudah menginjak pedal, melakukan belokan, memulai dan menghentikan kendaraannya.
Ketika mereka menarik atau naik kendaraan, anak-anak akan membangun kekuatan motorik yang sangat besar dan melatih keseimbangan. Guru dapat melengkapi permainan di area ini dengan menambahkan kereta-keretaan dan mainan beroda yang dapat di tarik, mainan ini sangat cocok bagi anak-anak yang masih kecil. Sementara sepeda, skuter, sepeda roda dan skate board cocok bagi anak-anak yang lebih besar.
                                       
4.          Area yang tenang
Dari keseluruhan area yang dipersiapkan di wilayah permainan outdoor, pada umumnya anak-anak tetap membutuhkan sebuah area yang tenang dan teduh untuk beristirahat. Pada bagian lainnya, guru dapat menggunakan selimut atau karpet yang dapat digunakan anak untuk duduk atau berbaring. Dareah ini bisa digunakan untuk berbagai kegiatan yang tidak menimmbulkan banayk suara, seperti untuk relaksasi atau berimajinasi yang tidak memerlukan bahan bantuan. Kegiatan lainnyya dapat pula dilakukan di area ini, sekalipun membutuhkan persiapan serta perencanaan guru dalam pelaksanaannya.
                                        
5.          Area Pertukangan
Area pertukangan dapat sipersiapkan guru di dalam maupun di luar ruangan. Diamanapun kita menempatkan area pertukangan ini, sebaiknya tidak berada di jalur lalu-lintas orang, agar anak-anak tidak merasa terganggu. Anak-anak cendrung menyukai permainannya dan banyak mengahabiskan waktu di area ini. Karena area ini cukup memberikan tantangan bagi anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, area ini juga memberikan kesempatak pada anak untuk menggunakan otot-ototnya, baik otot besar ataupun otot kecil.
                                      
6.          Area Kebun
Menanam biji-bijian serta mengamati pertumbuhan berbagai pertanaman adalah pengalaman belajar yang sangat menarik dan menakjubkan. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar yang cukup cahaya dijadikan (kebun mini) tempat anak-anak bisa menanam bunga dan biji-bijian. Melalui kegiatan berkebun anak akan dilatih memiliki sikap tanggung jawab dan mengasihi alam. Anak dapat mengenal secara langsung akibat dari perbuatannya.[5]
                         

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manajemen desain lingkungan PAUD adalah penataan-tepatnya set plan tampilan indoor maupun outdoor PAUD.
Fasilitas indoor maupun outdoor PAUD didesain sesuai dengan perkembangan anak didiknya. Baik aktifitas indoormaupun outdoor keduanya mempunyai peran penting dalam tumbuh kembang anak didiknya. Pentingya aktifitas outdoor dalam optimalisasi perkembangan anak adalah meliputi perkembangan fisik, perkembangan keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, perkembangan emosional, dan perkembangan intelektual.

  
DAFTAR PUSTAKA
Asmawati, Luluk. 2005. Perencanaan pembelajaran paud. Bandung: Rosdakarya.
Maryana, Rita dkk. 2010. Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta: Rajawalipress.
Suryadi. 2010. Management PAUD (TPA.KB.TK/RA) Mendirikan, Mengelola dan
Mengembangkan Pendidikan AUD. Yogyakarta: Pustaka pelajar



[1] suyadi, manajemen PAUD(TPA,KB,TK/RA)mendirikan,mengeloladan mengembangkan pendidikan AUD(Yogyakarta:pustakapelajar,2011)hal.210
[2] suyadi, manajemen PAUD(TPA,KB,TK/RA)mendirikan,mengeloladan mengembangkan pendidikan AUD(Yogyakarta:pustakapelajar,2011)hal.211-212
[3] suyadi, manajemen PAUD(TPA,KB,TK/RA)mendirikan,mengeloladan mengembangkan pendidikan AUD(Yogyakarta:pustakapelajar,2011)hal.214-221
[4] luluk asmawati,perencanaan pembelajaraan paud,bandung,rosdakarya, 2005, hal.07
[5] rita mariyana dkk,pengelolaan lingkungan belajar,jakarta: rajawalipress. 2010,hal100-105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar