A.
Pengertian Manajemen
Desain Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini
Manajemen desain lingkungan PAUD
adalah penataan-tepatnya set plan-
tampilan indoor maupun outdoor PAUD. Walaupun kegiatan
mendesain penampilan indoor maupun outdoor PAUD bukan
keahlian guru, tetapi setidaknya guru PAUD dapat mengenali karakter desain PAUD
yang sesuai dengan dunia fantasi anak. Sebab dunia fantasi anak berpengaruh
besar terhadap perkembangan kognitif, sosial, emosi, bahasa, seni, dan lain
sebagainya. Pimpinan dalam lembaga PAUD mempunyai tugas mulia dalam mewujudkan
desain lingkungan yang menyenangkan dan nyaman bagi anak didiknya, tentunya
dengan bantuan dan kerjasama dengan beberapa pihak.[1]
B.
Filosofi Desain
Lingkungan PAUD
Desain memang lebih dekat kepada
artistik atau seni sebuah benda. Tetapi konsep desain itu sendiri juga
melibatkan pemikiran yang sangat mendalam dan filosofis. Jika lingkungan PAUD
didesain berdasarkan pemahaman terhadap semua unsur ke-PAUD-an (kurikulum,
proses pembelajaran, tumbuh kembang anak, dan lain sebagainya) maka setiap
jengkal lingkungan PAUD bisa menjadi cerminan program, tujuan, visi dan misi
kelembagaan.
Konsep desain lingkungan PAUD dengan
landasan filosofis yang kuat sangat dibutuhkan, khususnya dalam penataan ruang,
pemetaan fungsi lahan, tata letak bangunan, dan lain sebagainya. Lebih dari
itu, hiasan, khususnya lukisan sangat membutuhkan desain yang berdasarkan
pemikiran filosofis yang mendalam. Mulai dari pemilihan komposisi warna,
corak lukisan yang dipakai, dan objek yang akan dilukis dan yang tidak
kalah pentingnya adalah makna filosofis di balik lukisan tersebut.[2]
Fasilitas indoor maupun outdoor PAUD didesain sesuai
dengan perkembangan anak didiknya. Baik
aktifitas indoormaupun outdoor keduanya mempunyai peran penting
dalam tumbuh kembang anak didiknya. Pentingya aktifitas outdoor dalam
optimalisasi perkembangan anak adalah meliputi perkembangan fisik, perkembangan
keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, perkembangan emosional, dan
perkembangan intelektual.
C.
Prinsip-prinsip
Pengelolaan Lingkungan PAUD
Desain lingkungan PAUD dengan
pemikiran filosofis memerlukan sejumlah prinsip artistik yang sesuai dengan
ruang dan lahan yang ada serta kebutuhan penggunaan dalam pembelajaran.
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah; keserasian, keindahan, keseimbangan, tata
artistik, keamanan, nilai ekonomis, dan kesatupaduan.
Ketujuh prinsip manajemen desain
lingkungan PAUD di atas mempunyai tujuan untuk menciptakan lingkungan indoor maupun outdoor PAUD
yang indah, asri, nyaman, ceria, dan menyenangkan, serta dapat dimanfaatkan
secara optimal, efektif dan efisien. Selain ketujuh prinsip di atas, Rita
Mariyana secara spesifik menyebutkan prinsip umum penataan arena bermain outdoor,
yakni :
1)
memenuhi aturan
keamanan
2)
melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak,
3)
desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada
kebutuhan anak, dan secara estetis harus menyenangkan.
D. Optimalisasi Pemanfaatan
Lingkungan PAUD
1.
Perpustakaan
anak
Perpustakaan
selalu diperlukan di setiap lembaga pendidikan, muali dari tingkat dasar hingga
Pendidikan Tinggi, termasuk di dalamnya adalah PAUD. Walaupun di PAUD mayoritas
anak-anak belum bisa membaca, tetapi keberadaan perpustakaan di lembaga ini
sangat dibutuhkan. Tentu buku yang dikoleksi berbeda dengan buku yang dikoleksi pada jenjang
pendidikan lainnya. Buku-buku yang dikoleksi biasanya buku anak-anak
yang full colour, warnanya cerah, banyak gambar dan sedikit tulisan.
Sehingga anak-anak senang ketika melihat gambar dalam buku tersebut. Dengan
modal ketertarikan terhadap gambar
inilah guru dapat menstimulasi atau menumbuhkan minat baca pada anak.
PeranPeran
perpustakaan pada PAUD dapat digunakan sebagai sarana pengenalan anak pada kesiapan
baca, tulis, hitung (calistung). Nama ruang perpustakaan di PAUD dapat saja
diganti dengan bahasa yang menarik, yang penting fungsinya adalah media yang
menyediakan alat-alat atau buku stimulan untuk anak, seperti misalnya
balok-balok huruf. Di tingkat TK pengenalan calistung tidak boleh disamakan dengan tingkat SD
yang memperkenalkan huruf per hurufnya. Namun harus dikemas dengan cara
memberikan stimulasi pada anak misalnya dalam bentuk permainan yang
mengasyikkan. Cara-cara stimulasi minat baca anak bisa dilakukan dengan cara
menceritakan sebuah gambar, memasang tulisan-tulisan pada benda-benda yang ada
di sekolah. Stimulasi minat baca anak sangat penting dilakukan sejak dini
meskipun belum menjadi prioritas, karena penekanannya pada kelancaran berkomunikasi
anak dan mengembangkan kemampuan linguistik, spiritual,danmotorik.
2.Laboratorium IT
untuk anak.
Laboratorium
IT adalah tempat untuk memperkenalkan anak pada alat-alat teknologi informasi.
Laboratorium ini tidak harus berisi alat-alat teknologi informasi yang canggih,
tetapi cukup beberapa unit komputer atau alat-alat komunikasi, seperti telepon
atau HP dan sejenisnya. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak gagap teknologi di
kemudian hari.
Laboratorium
IT pada PAUD bisa diisi dengan beberapa software atau video
games yang edukatif. Di antara dampak positif video
games edukatif adalah menuntut anak bereaksi sangat cepat melalui
koordinasi mata dan tangan sehingga menghasilkan reaksi berupa menekan tombol. Namun jika berlama-lama asyik bermain game di
komputer juga berdampak kurang baik terhadap anak. Biasanya anak akan cenderung
menjadi individualis dan pasif, karena kurang berinteraksi dengan teman-teman
di lingkungannya.[3]
Melihat dampak negatif dan posistif pada permainan
berbasis IT ini, maka guru dan orangtua hendaknya bisa memilih jenis-jenis
program bermain yang meminimalisir dampak negatif anak dan mengoptimalkan
pelajaran yang terkandung di dalamnya.
E.
Lingkungan
belajar indoor
Sesuai dengan karakteristiknya, masa
usia dini disebut masa peka. Pada masa ini anak sangat sensitif atau sangat
peka terhadap sesuatu di sekitarnya sehingga pada masa ini merupakan saat yang
paling tepat bagi anak untuk menerima respons atau rangsangan yang
diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang
menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat perhatian dan perlu diciptakan
sedemikian rupa, agar menyediakan objek- objek sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan yang matang. Ketepatan
lingkungan belajar secara langsung maupun tidak langsung akan sangat
mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akan dicapai anak.
Idealnya dalam pengelolaan
lingkungan belajar adalah penggabungan dari dua hal, guru yang superior yaitu
memadai dalam pengetahuan dan pengalamannya, dilengkapi ruangan dengan
peralatan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan minat anak.
Ms. Johnson (dalam Luluk Asmawati,
2014:3.5) mempunyai pandangan yang ekstrim yaitu, pada kenyataannya seorang
anak akan lebih tertarik pada lingkungan kelas dan pembelajaran tertentu yang
membutuhkan tantangan untuk membuat kegiatan sehari- hari berjalan dengan
menyenangkan. Pendapat ini menunjukkan bahwa, faktor lingkungan memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam membedakan kualitas program di lembaga PAUD,
oleh karena itu guru harus berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisir
ruang kelas dan peralatannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru dalam merencanakan kegiatan pilihan bagi anak adalah menyiapkan lingkungan
belajar dengan berbagai kegiatan pilihan yang merangsang dan menantang meskipun
bukan berarti harus dengan peralatan yang lengkap.
Persiapan dan pengelolaan lingkungan
yang sesuai dengan perkembangan anak, para penanggung jawab biasanya mulai dari
peralatan dan persediaan dan hal lainnya yang tercakup, sering kali harus
membuat keputusan secara hati- hati, seperti berikut ini.
a.
Memilih dan menyediakan beberapa peralatan dan persediaan
yang sesuai perkembangan
b.
Menata peralatan dan persediaan dalam cara terorganisasi
c.
Menciptakan
jadwal harian secara rutin dan konsisten dengan masa transisi yang fleksibel[4]
F.
Lingkungan
belajar outdoor
Ada dua alasan penting mengapa
bermain outdoor diperuntukkan anak usia dini.Pertama, banyak
kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan. Kedua, kebiasaan
orang tua yang menjauhkan bermain outdoor dari anak-anak dan lebih
memilih menggunakan komputer dan menonton televisi, orang tua yang sibuk dan terlalu
lelah dengan aktivitasnya, serta standar pendidikan yang tinggi dan ketat
menyebabkan anak jauh dari kegiatan bermain.
Bermain outdoor sangat menyenangkan dan penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Hal yang paling penting dari penataan
lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan pengalaman yang unik.
Misalnya, science, yang datang dengan sendirinya secara natural,
yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak dapat
melihat tanaman-tanaman tumbuh dan mengikuti perubahan musim. Anak-anak melihat
tentang perubahan warna, memegang kulit kayu sebatang pohon, mendengar suara
jangkrik atau mencium udara setelah hujan turun, anak-anak menggunakan semua
perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Seni,
musik, membaca, bermain peran, bermain konstruktif, bermain sosial dan boneka
juga dapat dibawa ke dalam semua area outdoor.
Tempat yang besar adalah salah satu
ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk
mengembangkan kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat.
Menggunakan perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan,
keseimbangan, dan koordinasi tubuh.Dalam creative curriculum, lingkungan
bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan
kegiatan di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari
(sosial-emosional, kognitif, dan fisik) yang dimasukkan dalam kegiatan indoor
juga masuk dalam kegiatan outdoor.
a.
Jenis permainan dan perlengkapan aktivitas di luar
kelas
1.
Area Bermain
Bebas
Lingkungan di luar ruangan, sebagaimana lingkungan di dalam kelas
memerlukan perencanaan yang seksama. Tempat bermain di luar yang ideal adalah
tempat yang memeiliki berbagai jenis area mainan yang dapat merangsang
anak-anak untuk belajar dengan berbagai cara. Salah satu area yang di
persiapkan di luar adalah area bermain bebas. Di area ini, guru sebaiknya
memastikan adanya pola-poal jalur lalu lintas yang mudah di ikuti dan aman bagi
anak, sehingga mereka tidak saling bertabrakan. Apabila daerah-daerah ini tidak
bebas atau beresiko tinggi, maka guru dapat meletakkan tanda atau member tali
pengamanan yang mengelilingi wilayah tersebut. Dengan demikian, anak akan
belajar mematuhi aturan tersebut dan berhati-hati. Dengan perencanaan yang
jelas dengan masing-masing daerah maka kecelakaan dankebingunan dapat di
hindari.
2.
Area Memanjat
Pada umumnya tempat bermain di TK telah memiliki peralatan
memanjat. Anak-anak dari berbagai usia sangat menyukai daerah ini. Anak-anak
yang lebih muda mungkin hanya akan memanjat sedikit, sementraa yang lainnya
dapat berayun seperti monyet. Merupakan hal yang sangat penting bagi guru,
untuk membiarkan anak-anak belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri dan tidak
memaksa melebihi kemampuan mereka.
3.
Area
Transportasi
Area transportasi merupakan satu-satunya wilayah di lingkungan luar
ruangan yang memiliki permukaan yang keras. Hal ini dilakukan supaya anak lebih
mudah dan lebih aman untuk menjaga keseimbngan. Dengan permukaan yang keras anak akan lebih
mudah menginjak pedal, melakukan belokan, memulai dan menghentikan
kendaraannya.
Ketika mereka menarik atau naik kendaraan,
anak-anak akan membangun kekuatan motorik yang sangat besar dan melatih keseimbangan.
Guru dapat melengkapi permainan di area ini dengan menambahkan kereta-keretaan
dan mainan beroda yang dapat di tarik, mainan ini sangat cocok bagi anak-anak
yang masih kecil. Sementara
sepeda, skuter, sepeda roda dan skate board cocok bagi anak-anak yang lebih
besar.
4.
Area yang
tenang
Dari keseluruhan area yang dipersiapkan di wilayah permainan
outdoor, pada umumnya anak-anak tetap membutuhkan sebuah area yang tenang dan
teduh untuk beristirahat. Pada bagian lainnya, guru dapat menggunakan selimut
atau karpet yang dapat digunakan anak untuk duduk atau berbaring. Dareah ini
bisa digunakan untuk berbagai kegiatan yang tidak menimmbulkan banayk suara,
seperti untuk relaksasi atau berimajinasi yang tidak memerlukan bahan bantuan.
Kegiatan lainnyya dapat pula dilakukan di area ini, sekalipun membutuhkan
persiapan serta perencanaan guru dalam pelaksanaannya.
5.
Area
Pertukangan
Area pertukangan dapat sipersiapkan guru di dalam maupun di luar
ruangan. Diamanapun kita menempatkan area pertukangan ini, sebaiknya tidak
berada di jalur lalu-lintas orang, agar anak-anak tidak merasa terganggu. Anak-anak cendrung menyukai permainannya dan
banyak mengahabiskan waktu di area ini. Karena area ini cukup memberikan
tantangan bagi anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, area ini
juga memberikan kesempatak pada anak untuk menggunakan otot-ototnya, baik otot
besar ataupun otot kecil.
6.
Area Kebun
Menanam biji-bijian serta mengamati pertumbuhan berbagai pertanaman
adalah pengalaman belajar yang sangat menarik dan menakjubkan. Guru dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar yang cukup cahaya dijadikan (kebun mini) tempat
anak-anak bisa menanam bunga dan biji-bijian. Melalui kegiatan berkebun anak
akan dilatih memiliki sikap tanggung jawab dan mengasihi alam. Anak dapat
mengenal secara langsung akibat dari perbuatannya.[5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen desain lingkungan PAUD adalah penataan-tepatnya set
plan tampilan indoor maupun outdoor PAUD.
Fasilitas indoor maupun outdoor PAUD
didesain sesuai dengan perkembangan anak didiknya. Baik
aktifitas indoormaupun outdoor keduanya mempunyai peran penting
dalam tumbuh kembang anak didiknya. Pentingya aktifitas outdoor dalam
optimalisasi perkembangan anak adalah meliputi perkembangan fisik, perkembangan
keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, perkembangan emosional, dan
perkembangan intelektual.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawati, Luluk. 2005. Perencanaan pembelajaran paud. Bandung:
Rosdakarya.
Maryana, Rita dkk. 2010. Pengelolaan lingkungan belajar. Jakarta: Rajawalipress.
Suryadi. 2010. Management PAUD (TPA.KB.TK/RA) Mendirikan, Mengelola
dan
Mengembangkan
Pendidikan AUD. Yogyakarta: Pustaka pelajar
[1] suyadi, manajemen PAUD(TPA,KB,TK/RA)mendirikan,mengeloladan mengembangkan
pendidikan AUD(Yogyakarta:pustakapelajar,2011)hal.210
[2] suyadi, manajemen PAUD(TPA,KB,TK/RA)mendirikan,mengeloladan mengembangkan
pendidikan AUD(Yogyakarta:pustakapelajar,2011)hal.211-212
[3] suyadi, manajemen PAUD(TPA,KB,TK/RA)mendirikan,mengeloladan mengembangkan
pendidikan AUD(Yogyakarta:pustakapelajar,2011)hal.214-221
[4] luluk asmawati,perencanaan pembelajaraan
paud,bandung,rosdakarya, 2005, hal.07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar